GURU Besar Unit Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Medis Universitas Indonesia Profesor Rini Sekartini berkata orangtua butuh mencermati keahlian anak bila mau mengarahkan lebih dari satu bahasa pada anak.
” Salah satu yang dipentingkan dalam menekuni dua bahasa merupakan keahlian reseptif otak pada dini kehidupan. Maksudnya ia paham apa yang di informasikan serta pula area yang banyak hendak eksitasi, mengasyikkan, serta tidak berubah- ubah itu dibutuhkan biar hasilnya jadi lebih bagus,” tutur Rini dalam suatu dialog daring, diambil Kamis( 22 atau 8).
Rini berkata, biasanya, anak berumur nihil hingga 3 tahun belum dapat melainkan bahasa dengan bagus. Tetapi, sehabis berumur 3 tahun, anak umumnya bisa menguasai serta melainkan bahasa yang dipakai oleh rival ucapan.
Bagi ia, jawaban anak kepada paparan lebih dari satu bahasa pada umur dini dipengaruhi oleh nisbah paparannya.
” Jika dini kehidupan telah memakai 2 bahasa tetapi terdapat satu yang lebih berkuasa serta mereka lebih jawaban pada bahasa itu, bisa jadi yang satu lebih ditingkatkan, ataupun lebih gampang paham dalam bahasa Indonesia. Jadi, wajib dicermati satu persatu,” tuturnya.
Rini pula mengemukakan kalau tidak terdapat riset yang meyakinkan kanak- kanak yang diajari lebih banyak bahasa pada umur dini hendak hadapi keterlambatan ucapan.
Walaupun begitu, lanjutnya, kanak- kanak yang monolingual ataupun cuma memahami satu bahasa biasanya mempunyai lebih banyak kosa tutur dibanding dengan kanak- kanak dua bahasa.
Beliau berkata pengajaran lebih dari satu bahasa bersumber pada keahlian biasanya tidak memunculkan permasalahan pada anak dengan tingkat
intelek wajar.
Bila keahlian berbicara anak justru sulit bertumbuh sebab diberi eksitasi memakai 2 bahasa, orangtua hendaknya mengakhiri pengajaran salah satu bahasa.
GURU Besar Unit Ilmu
” Kita wajib drop salah satunya, sebab jika anak itu wajib masuk ke dalam desain campur tangan, terapis cuma dapat satu bahasa, misal
bahasa Indonesia,” tuturnya.
” Jadi, butuh betul kita cermati keahlian kemajuan ucapan bahasanya, paling utama pada umur 2 tahun,” imbuh Rini.
Beliau berkata orangtua hendaknya membagikan eksitasi dengan cara sepadan lewat interaksi langsung, bukan memakai kerja, dalam
mengarahkan bahasa pada anak